
Jembatan darurat bukan tanpa resiko, disaat hujan deras mengguyur di hulu sungai, ancaman banjir siap menghanyutkan jembatan yang dibuat sangat sederhana dari batang-batang kayu yang dirangkai membentuk jembatan. Apabila jembatan hanyut praktis terputuslah Pengaraan dari dunia luar dan hanya bisa melewati sungai dengan berjalan kaki untuk kemudian meneruskan dengan angkutan lain, itupun kalau di seberang sungai kebetulan ada angkutannya.
Kabupaten brebes dengan predikat Kabupaten “miskin” karena sebagian besar dana pembangunannya dari APBN (APBD sangat kecil) tentu akan sangat kesulitan membangun jembatan “kecil” ini, karena di samping prilaku korup dan pilih kasih mengenai proyek pembangunan pasti Pemda juga akan susah meminta anggaran lewat DPR pusat yang sedang sibuk membeli Kursi Mewah, Obat Kuat, Kalender dan Tolilet Mewah.
Cara politis sebenarnya menjadi harapan warga Pengarasan yang mempunyai wakil di DPRD. Tapi sejak meninggalnya Almarhum Bpk, Muhadjir, wakil rakyat yang ada seperti tidak bisa apa-apa entah karena memang tidak mampu, bukan bidangnya atau memang tidak mau tahu?. Yang jelas sampai tahun anggaran bergulir di 2012 tak pernah ada kepastian kapan jembatan ini akan dibangun kembali.
Tapi menunggu keputusan politis pasti akan sangat lama mengingat tahun anggaran baru saja berjalan, bahkan mungkin harus menunggu sampai akhir tahun jembatan ini akan dibangun, kalau tidak berarti harus menunggu tahun 2013 atau 2014 sekalian untuk menaikan citra para Calon Wakil Rakyat dalam Pemilu 2014.
Ambruknya jembatan ini sebenarnya bisa digolongkan bencana alam sehingga bisa digunakan dana taktis penanggulangan bencana alam yang digelontorkan tiap tahun lewat APBN. Tapi sebagai rakyat kita memang tidak tahu apakan dana tersebut pernah ada atau ada tapi habis dijarah para koruptor dengan laporan “Bencana Alam Palsu” untuk mengalirkan dana yang ada setiap tahunnya ke kantong pribadi. Hanya Tuhan yang Maha Tahu.....
Jembatan yang terputus juga berdampak langsung pada pemeliharaan jalan menuju Desa Pengarasan yang semakin hari semakin rusak. Dengan tidak adanya jembatan sepertinya kondisi jalan akan semakin terbengkalai tanpa pemeliharaan atau perbaikan yang memadai. Kini warga Pengarasan cuma bisa berharap sekaligus pasrah pada suara-suara dan bantuan dari orang yang biasanya berteriak lantang Atas Nama Wakil Rakyat dan itu mungkin harus menunggu momen Pemilu untuk bergerak dan memenuhi janjinya pada Rakyat sekaligus Menebar Pesona agar dipilih kembali......